Sabtu, Mei 03, 2014

UN siapa takut...!

Wajah itu mulai mengernyitkan dahinya. Memandang kalender di sudut dinding menunjukkan bulan mei.

Waktu yang sebenarnya dinantikan namun untuk sebagian murid sangat menyebalkan. Bayangan berpuluh-puluh soal menghantam imajinasi.

Pastinya sang pendidik-pun mengeluarkan berbagai macam teknik pengajaran agar materi yang disampaikan sesuai dengan apa yang diharapkan.

Alhasil, hanya rentetan nilai akademik yang dipikirkan. Namun mengenyampingkan nilai afektif dan pastinya sering dilupakan bahkan tak terpikirkan nilai estetika murid.

Nilai menjadi acuan, kejujuran dikesampingkan. Bahkan moral terabaikan.

Adab dalam mengerjakan soal ujianpun tak lagi di ajarkan. Yang penting dia bisa menjawab semua pertanyaan yang ada di kertas lembar putih. Bahkan yang mengoreksinyapun bukan manusia, melainkan sebuah komputer.

Jadilah anak didik yang kaku. Haruskah wajah pendidikan Indonesia terus seperti ini. Semoga tidak

Hanya kejujuranlah yang mampu menjadikan sebuah nilai kecil namun besar dalam pengorbanan untuk mengikuti hawa nafsu kedustaan pada diri.

Keberkahan ilmu akan terasa mungkin tidak hari ini. Tapi pastinya akan berlaku. Karena janji Ilahi itu pasti tak pernah diingkari.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar