Serunai rindu
Menyapa sang jiwa
Membalut sepi
Menuai rasa
Hujan rindu
Pelangi rasa
Membalut jiwa
Berpilin cinta
Serunai rindu
Menyapa sang jiwa
Membalut sepi
Menuai rasa
Hujan rindu
Pelangi rasa
Membalut jiwa
Berpilin cinta
Air di sudut mataku tak terbendung. Seakan mengalir deras. Teringat sapa ayah merangkul diri. Senyuman hangat berkarang rindu
Dimana ayah...
Dadaku sesak untuk mengingatnya. Kesederhanaan tutur yang nelangsa. Kelembutan sabar yang terurai. Riuh semangat mengahantarkan diri untuk meraih ridho Ilahi
Lautan cinta yang kau tebarkan. Menusuk hati sanubari. Torehan luka yang menganga kau tutup dengan senyuman hangat
Lambaikan citamu dalam diri ini.pautkan cintamu dalam ragaku. Debaran jntungmu berdetak dalam hidupku
Ayah aku rindu...
Perlukah cemburu itu?
Cemburu itu perlu
Tapi cemburulah seperlunya
Cemburu yang perlu hanya karena Allah
Wajarkah cemburu itu?
Cemburu itu wajar
Tapi wajarlah dalam mencemburui
Cemburu yang wajar untuk selain Allah
Biasakah cemburu itu?
Cemburu itu biasa
Tapi cemburunya jangan jadi kebiasaan
Cemburu yang biasa hanya selain Allah
Haruskah cemburu itu?
Cemburu itu harus
Tapi cemburu itu tak diharuskan
Cemburu yang harus hanya karena Allah
Ya Rabb
Damaikanlah hati ini disaat amarah tertoreh
Serta lembutkanlah lisanku saat emosi menyapa
Ya Rabb
Sejukkanlah jiwa ini ketika hati memanas
Dan yakinkan hati ini bahwa ada Engkau di sampingku
Ya Rabb
Ampuni dosa mereka yang zalim karena ketidaktahuannya akan diri ini
Ya Rabb
Sentuhlah diri ini dengan kejayaan berbalut kesahajaan
Dan sapa lah aku dengan keshalihan berbalut keimanan
Ketika mata uang mengalami inflasi
Hargapun mendeflasi
Moralpun mengalami degradasi
Udara bersih berpolusi
Rasa ini semakin terpatri
Yakinpun menghampiri
Ketika siang menyapa
Senyum sang mentari menghampiri
Kemudian malampun datang
Rembulanpun menyapa lembut
Ketika cintà melintasi hati
Sambut rindu berpendar malu
Sejuta rasa menghampiri
Rona merah menyapa wajah
Bias janji melintasi jiwa
Tertunduk malu menatap sendu
Riuh jiwa mendesir lirih
Sapa hati berdebar jantung
Menanti indah sang waktu
Baik diri menata hati
Mendekap erat takdir Ilahi
Ikhlas diri menyapa hati
Tak selamanya sebuah nilai paedagogik sebagai tolak ukur keberhasilan sebuah pendidikan
Ada hal yang sangat harus diperhatikan adalah sebuah nilai afektif dan psikomotorik seorang siswa yang terabaikan
Lalu bagaimana dengan nilai moral yang selalu di abaikan.
Apakah pendidikan kita hanya menjadi sebuah bisnis, yang hanya menguntungkan pihak yang mempunyai uang. Dan mengabaikan tujuan pendidikan sebenarnya, dimanakah nilai dan tujuan pendidikan yang sesungguhnya, sudah hilangkah ataukah terkubur oleh kepentingan semata.
Dan siapakah yang disalahkann ketika moral generasi bobrok. Kesejahteraan guru terabaikan. Pemerintah ataukah para praktisi pendidikan
Mengapa nilai UN menjadi tolak ukur sebuah kelulusan, dimanakah nilai proses belajar mengajar. Atau hilangkan saja proses itu, langsung saja para siswa ujian tak perlu ada proses.
Wajah pendidikan indonesia yang sedang mencari sebuah identitas bangsa.
Semoga para pendidik mampu menghantarkan dan mencetak generasi yang handal dan bermoral dengan memiliki IQ, EQ dan SQ sehingga mampu menghadapi tantangan zaman