Sabtu, Oktober 15, 2011

Antara Do'a Ikhtiar dan Takdir


Ketika Nabi Ibrahim menempatkan putranya yang masih bayi, yakni Ismail. Dan isterinya, yaitu Siti Hajar. Di suatu lembah yang di kenal dengan sebutan Bakka.
Isterinya bertanya, "Allahu amaraka bi haadza (apakah ini perintah Allah?)"
Ibrahim menjawab, "Ya"
Mendengar jawaban ini, Siti Hajar berkata, "Kalau begitu aku merasa tenang karena aku yakin Allah tidah akan meninggalkan ku"

Lembah Bakka merupakan suatu tempat yang sangat tandus, disana tidak terdapat pepohonan dan sumber air, tidak ada tanda-tanda kehidupan.
Allah menggambarkannya dalam surat Ibrahim (14) ayat 37 dengan ungkapan bi waadin ghairi dzii zar'in, yang artinya lembah yang tidak ada pepohonan.. Kalimat ini menunjukan bahwa tempat tersebut secara lahiriah bisa menyebabkan kematian.

Tidak lama setelah Nabi Ibrahim meninggalkannya, Siti Hajar melihat anaknya menangis ke hausan. Hajar berikhtiar mencari sumber air, ia berlari ke bukit shafa karena terlihat seperti ada genangan air. Ternyata tidak ada apa-apa, itu hanya fatamorgana. Hajar menoleh ke belakang, ia melihat lagi seperti ada genangan air di bukit marwah. Ia pun berlari menuju bukit itu, ternyata tidak menemukan apa-apa, itu pun hanya fatamorgana.

Hajar tidak putus asa, ia bolah balik antara bukit shafa & marwah sampai merasakan keletihan yang luar biasa. Akhirnya, ia kembali menghampiri putranya yang terus menerus menangis. Dan...Subhanallah, ternyata dari dekat kaki putranya yang tengah meronta keluar mata air yang jernih & sampai sekarang air itu masih terus mangalir, yang dikenal dengan sumur Zamzam.

Peristiwa ini mengajarkan kepada kita bahwa keyakinan akan pertolongan Allah, Do'a, serta Ikhtiar adalah tiga hal yang tidak terpisahkan. Dalam setiap keadaan, sesulit apa pun itu, kita harus selalu berprasangka baik kepada Allah bahwa Allah Yang Maha Berkuasa akan menolong kita. Allah lah satu-satunya sumber pengharapan & tempat bergantung kita.

Keyakinan akan adanya pertolongan & kekuasaan Allah ini kemudian di tindak lanjuti dengan ke khusuan berdo'a. Do'a merupakan gambaran kedekatan hamba dengan Allah SWT, dan gambaran bahwa kita yakin hanya Allah tempat bergantung & yang bisa menyelesaikan kesulitan yang kita hadapi. Jangan pernah berhenti untuk berdo'a. berdo'a, dan berdo'a.

Jangan lupa, do'a yang tulus di barengi dengan ikhtiar yang tiada henti, usaha yang tiada lelah, dan kerja keras yang tak pernah padam. Siti Hajar yakin kalau Allah akan menolongnya, namun ia tidak berpangku tangan menunggu pertolongan Allah. Siti Hajar berlari bolak balik dari shafa ke marwah, dan dari marwah ke shafa, ia kerahkan segala daya & usahanya untuk mendapatkan apa yang di carinya.

"....Berusahalah kamu, maka Allah & Rosul-Nya serta orang-orang beriman akan melihat usahamu..." (QS. At-Taubah 9:105)

"Sesungguhnya Allah tidak mengubah keadaan suatu kaum sehingga mereka mengubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri. Dan apabila Allah menghendaki ke burukan terhadap suatu kaum, maka tak ada yang dapat menolaknya. Dan sekali-kali tak ada pelindung bagi mereka selain DIA" (QS. Ar-Ra'du 13:11)

"Barang siapa yang mengerjakan amal shaleh maka pahalanya untuk dirinya sendiri & barang siapa yang berbuat jahat maka dosanya atas dirinya sendiri. Dan sekali-kali tidaklah Tuhanmu menganiaya hamba-hamba-Nya" (QS. Fushshilat 41:46)

Kalau sudah berikhtiar & berdo'a ternyata tidak membuahkan hasil seperti yang kita harapkan, yakinlah bahwa di balik semua kegagalan pasti ada hikmah yang lebih baik. Boleh jadi kita membenci sesuatu, namun di balik itu ada hikmah ke baikan. Sebaliknya, boleh jadi kita menyukai sesuatu, namun di balik itu ada ke burukan. Karenanya, kita harus berprasangka baik kepada Allah, bahwa Allah hanya akan memberikan yang terbaik untuk kita.

"...Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu. Dan boleh jadi kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu. Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui..." (QS. Al-Baqarah 2:216)

Siap menerima hasil apa pun setelah kita berdo'a & berikhtiar dengan sungguh-sungguh. Inilah yang di sebut percaya kepada takdir Allah yang baik atau pun yang buruk. Percaya kepada takdir akan melahirkan jiwa syukur saat kita sukses, dan akan bersabar saat kita mengalami kegagalan.
Itulah hubungan antara Do'a, Ikhtiar, dan Takdir.

Wallahu A'lam Bishshowab.
 from
The Nur Of Islam (Cahaya Islam)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar